Hubungan Antarmakhluk Hidup
Amati
lingkungan di sekitarmu dengan saksama! Pada beberapa makhluk hidup,
terdapat hubungan yang bersifat khusus. Hubungan khusus antarmakhluk
hidup disebut simbiosis. Simbiosis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme.
1. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis
mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat
saling menguntungkan. Contohnya, simbiosis antara seekor kerbau dengan
burung jalak. Kerbau memperoleh keuntungan dengan habisnya kutukutu
yang menempel di tubuhnya, sedangkan burung jalak merasa untung karena
mendapatkan makanan berupa kutu. Contoh lainnya adalah hubungan antara
kupukupu atau lebah dengan tanaman berbunga. Kupukupu dan lebah
membutuhkan nektar yang terdapat pada bunga sebagai makanannya. Bunga
membutuhkan kupu - kupu atau lebah untuk membantu terjadinya proses
penyerbukan.
2. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis
parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan
makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan, sedangkan makhluk hidup
lainnya mengalami kerugian. Misalnya, hubungan antara tanaman jeruk
dengan benalu, bunga raflesia dengan inangnya, dan kutu dengan hewan
tempat ia tinggal. Benalu merasa untung karena mendapatkan makanan dari
tanaman jeruk, sedangkan tanaman jeruk dirugikan karena makanannya
diambil oleh benalu. Bunga raflesia mengisap makanan yang dibuat
tumbuhan inangnya. Akibatnya, bunga raflesia dapat tumbuh subur,
sedangkan tumbuhan inangnya lamakelamaan akan mati. Kutu memperoleh
makanan dengan mengisap darah dari tubuh hewan yang dihinggapinya,
sedangkan hewan yang dihinggapi merasa gatal di kulit dan
pertumbuhannya menjadi tidak sehat.
3. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis
komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang
menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain.
Pernahkah kamu mendengar nama ikan hiu dan ikan remora? Simbiosis
komensalisme terlihat antara ikan hiu dengan ikan remora. Ikan remora
yang berenang di dekat tubuh ikan hiu akan turut menjelajah ke mana pun
ikan hiu itu pergi. Ikan remora menjadi aman dari ancaman ikan pemangsa
lain karena ikan pemangsa takut terhadap ikan hiu. Sedangkan bagi ikan
hiu, ada tidaknya ikan remora tidak berpengaruh terhadapnya. Contoh
simbiosis komensalisme yang lain adalah hubungan antara tumbuhan paku
atau anggrek dengan pohon besar dan anemon laut dengan ikan badut. Coba
carilah informasi mengenai hubungan kedua kelompok makhluk hidup
tersebut!
B. Rantai Makanan
Kita
sering melihat kupu - kupu hinggap pada bunga atau kambing berkeliaran
di padang rumput. Di sawah, kita juga sering melihat katak, tikus, atau
ular. Apakah hewan - hewan tersebut saling berhubungan? Apa yang
terjadi jika padang rumput yang berada di permukaan bumi ini lenyap?
Apakah
yang dimaksud dengan rantai makanan? Rantai makanan adalah perjalanan
makan dan dimakan dengan urutan tertentu antarmakhluk hidup. Perhatikan
Gambar 4.4! padi dimakan oleh tikus, kemudian tikus dimakan oleh ular,
ular dimakan oleh burung elang. Setelah beberapa waktu burung elang
mati, bangkainya membusuk dan bercampur dengan tanah membentuk humus.
Humus sangat dibutuhkan tumbuhan, terutama rumput. Begitulah seterusnya
sehingga proses ini berjalan dari waktu ke waktu. Di lautan, yang
menjadi produsen adalah fitoplankton, yaitu sekumpulan tumbuhan hijau
yang sangat kecil ukurannya dan melayang-layang dalam air. Konsumen I
adalah zooplankton (hewan pemakan fitoplankton), sedangkan konsumen
II-nya adalah ikan-ikan kecil, konsumen III-nya adalah ikan - ikan
sedang, konsumen IV-nya adalah ikan-ikan besar. Urutan peristiwa makan
dan dimakan di atas dapat berjalan seimbang dan lancar bila seluruh
komponen tersebut ada. Bila salah satu komponen tidak ada, maka terjadi
ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan tersebut. Agar rantai
makanan dapat terus berjalan, maka jumlah produsen harus lebih banyak
daripada jumlah konsumen kesatu, konsumen kesatu lebih banyak daripada
konsumen kedua, dan begitulah seterusnya. Ada satu lagi komponen yang
berperan besar dalam rantai makanan, yaitu pengurai Pengurai adalah
makhluk hidup yang menguraikan kembali zat - zat yang semula terdapat
dalam tubuh hewan dan tumbuhan yang telah mati. Hasil kerja pengurai
dapat membantu proses penyuburan tanah. Contoh pengurai adalah bakteri
dan jamur.
C. Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
Kamu
telah memahami hubungan antarmakhluk hidup. Sekarang, kamu akan belajar
tentang hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Kesadaran adanya
saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya dapat
membuat kita lebih menghargai semua ciptaan Tuhan. Kelompok makhluk
hidup yang berbeda dan hidup pada suatu tempat akan membentuk
komunitas. Misalnya, di dalam komunitas sawah terdapat kelompok makhluk
hidup, seperti padi, rumput, tikus, belalang, siput, elang, dan ular.
Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antarmakhluk
hidup di dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin
hubungan dengan lingkungannya.
Lingkungan
ada dua macam, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
Lingkungan biotik merupakan lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup.
Misalnya, hewan, tumbuhan, dan manusia. Lingkungan abiotik adalah
lingkungan yang terdiri atas benda-benda tak hidup. Misalnya, air,
batu, pasir, udara, cahaya matahari, dan tanah.
Makhluk
hidup sangat bergantung kepada lingkungannya. Hubungan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Jadi, apabila kita
menyebut ekosistem sungai, maka berarti di dalamnya terdapat ikan,
tumbuhan, air, plankton, cahaya matahari, dan udara. Namun, apabila
kita menyebut kominutas sungai, maka hanya terdapat ikan, tumbuhan, dan
plankton, tanpa melibatkan air, cahaya matahari, dan udara. Untuk lebih
jelasnya tentang ekosistem, baca kembali kolom Jendela Ilmu halaman 64.
Rantai
makanan tidak akan terputus selama semua mata rantai tersedia.
Misalnya, rantai makanan di hutan akan terus terbentuk jika ada rumput,
rusa, dan harimau. Jika tidak ada rumput, maka rusa akan kelaparan dan
kemudian mati. Jika rusa banyak yang mati, maka harimau menjadi
kelaparan. Hal ini membahayakan keselamatan hewan ternak dan manusia
yang tinggal di tepi hutan. Jika harimau banyak yang mati, maka jumlah
rusa tidak terkendali. Hal ini bisa menyebabkan kelaparan karena rumput
yang tersedia tidak mencukupi. Jadi, setiap perubahan lingkungan
berpengaruh terhadap berlangsungnya kehidupan.
Contoh
lain hubungan makhluk hidup dengan lingkungannnya adalah antara
tumbuhan dan cacing. Pernahkah kamu melihat cacing? bagaimana
bentuknya? Jijikkah kamu melihatnya? Banyak orang yang jijik melihat
cacing. Namun dibalik itu, cacing sangat berjasa besar bagi tumbuhan
dan manusia. Cacing adalah hewan yang hidup di dalam tanah. Makanan
cacing berupa daun - daun yang telah membusuk. Untuk memperoleh
makanannya, cacing membuat lubang - lubang di dalam tanah. Tanpa
disengaja, lubang - lubang tersebut memudahkan udara dan air masuk ke
dalam tanah. Jadi, cacing sangat membantu dalam penggemburan dan
penyuburan tanah. Tanah yang subur sangat diperlukan tumbuhan untuk
tumbuh dan berkembang. Tumbuhan yang yang baik akan menghasilkan
makanan yang berkualitas. Makanan yang berkualitas sangat diperlukan
manusia. Coba carilah contoh lain hubungan makhluk hidup dengan
lingkungannya! Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat
sebagai tempat tinggalnya. Ikan di sungai membutuhkan air sungai yang
bersih dan tidak tercemar. Harimau, gajah, ular, dan hewan hutan lain
membutuhkan lingkungan hutan yang alami, hijau, dan rimbun. Tumbuhan di
hutan membutuhkan keadaan lingkungan dengan suhu, sinar matahari, dan
hujan yang cukup untuk pertumbuhannya. Lingkungan dapat berubah menjadi
buruk karena beberapa hal, seperti pencemaran dan kebakaran hutan.
1. Pencemaran
Pencemaran
dapat terjadi di lingkungan darat, air, dan udara. Pencemaran di darat
bisanya menyebabkan tanah tidak subur. Akibatnya tanah tidak dapat
ditanami. Pencemaran air merusak kehidupan di air. Tumbuhan, ikan dan
semua makluk hidup yang tinggal di air akan mati. Pencemaran udara
dapat menimbulkan penyakit saluran pernapasan. Pencemaran yang sering
kita jumpai adalah pencemaran air, contohnya sungai. Pencemaran sungai
biasanya disebabkan oleh limbah kimia dan sampah yang dibuang ke
sungai. Limbah kimia yang dibuang ke sungai menyebabkan kehidupan di
sungai terganggu. Bahkan bisa menyebabkan jenis makhluk hidup tertentu
musnah. Coba tanyakan kepada orang tuamu, adakah jenis ikan yang dulu
mereka temui, tetapi sekarang sudah punah? Selain limbah, adanya sampah
menyebabkan aliran sungai menjadi tidak lancar. Jika hujan turun, maka
air dalam sungai akan meluap karena alirannya tidak lancar. Hal ini
dapat menyebabkan bencana banjir. Banjir merusak lingkungan. Akibat
banjir, kehidupan makhluk hidup terganggu. Selain itu, sampah yang
menggunung juga menyebabkan bau yang tidak sedap. Udara di
sekelilingnya menjadi tercemar. Bahkan sungai yang tercemar merupakan
sumber dari berbagai penyakit, seperti penyakit kulit dan diare. Oleh
karena itu, agar lingkungan menjadi bersih dan sehat, hendaknya jangan
membuang sampah di sungai dan tingkatkan program kali bersih (prokasih).
2. Kebakaran Hutan
Kebakaran
hutan mengancam banyak kehidupan di hutan. Pohon-pohon yang terbakar
akan kering dan mati. Begitu pula dengan hewan-hewan hutan, mereka akan
kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan. Manusia perlu memelihara
dan melestarikan hutan dengan baik karena hutan berguna untuk mencegah
terjadinya banjir dan erosi serta sebagai tempat tinggal hewan. Sebagai
pencegah banjir, hutan akan menyerap air hujan yang turun untuk
disimpan dalam tanah. Di tempat - tempat tertentu, air akan keluar
sebagai mata air. Jika air hujan jatuh di tanah yang gundul, maka
aliran air tidak ada yang menahannya. Akibatnya, bila hujan deras,
dapat terjadi banjir. Untuk menghindari semua itu, kita dilarang
menebang pohon - pohon di hutan secara liar dan melakukan pembakaran
hutan. Selain menimbulkan bahaya banjir, pembakaran hutan dapat
menimbulkan asap yang mengganggu manusia, hewan, dan lingkungan
sekitarnya. Asap juga dapat mengakibatkan penglihatan dan pernapasan
menjadi terganggu. Untuk menjaga hutan agar tetap lestari, pemerintah
membentuk kesatuan polisi hutan. Petugas ini menjaga agar tidak terjadi
penebangan dan perburuan liar, serta pencurian kayu (ilegal logging).
Selain itu, polisi hutan juga bertugas melakukan penanganan darurat
bila terjadi kebakaran hutan. Maukah kamu menjalankan tugas mulia ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar